Saturday, March 22, 2014

Efek Sering Naik Pesawat


Tahukah Anda jika sering menggunakan pesawat terbang ternyata juga bisa menimbulkan beberapa efek bagi kesehatan Anda. Efek tersebut bisa muncul karena beberapa faktor seperti tekanan udara, ketinggian, atmosfer serta konsentrasi gas. Ini dia beberapa efek kesehatan yang mungkin bisa terjadi: 

Jet lag

Jet lag sering menyerang para penumpang yang melakukan penerbangan jarak jauh. Jet lag sendiri mengakibatkan jam biologis tubuh Anda terganggu karena melintasi sebagian zona waktu dalam waktu singkat. Jet lag akan menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan masalah pencernaan, masalah tidur, kehilangan nafsu makan, lemas, nyeri otot, mudah marah, gelisah, sakit kepala dan lain-lain. 

Penyakit ketinggian (Altitude Sickness)

Penyakit ketinggian ini seringkali dialami oleh orang yang sering dan lama berada di ketinggian, seperti penumpang pesawat atau para pendaki gunung. Penyakit ketinggian ini disebabkan oleh pasokan/suplai oksigen yang kurang karena berpindah terlalu cepat dari dataran rendah ke ketinggian lebih dari 8.000 kaki. Meskipun pesawat telah dirancang dengan begitu canggih sehingga bisa membuat penumpang merasa aman berada di ketinggian, namun penerbangan jarak jauh tetap berpotensi menyebabkan penyakit ini. Gejala-geja penyakit ketinggian ini antara lain adalah sakit kepala berdenyut, kehilangan nafsu makan, kelesuan abnormal, dan lemas. Sedangkan untuk kasus yang lebih kronis lagi biasanya disertai dengan, bibir dan kuku yang membiru sehingga berpotensi mengakibatkan orang tersebut tidak sadarkan diri atau pingsan. 

Airplane Ear/Ear Barotrauma

Pernah merasakan rasa sakit tak nyaman pada telinga saat naik pesawat? Itu adalah salah satu gejala Ear Barotruma. Hal ini terjadi karena gas yang terperangkap dalam tubuh penyebar ke bagian lain. Sehingga tekanan udara di telinga tengah dan lingkungan berbeda. Gejala lainnya dari Ear Barotrauma yaitu telinga berdering, saluran telinga terasa terhambat, vertigo dan muntah. Jangan sepelekan penyakit ini, karena dalam kasus yang parah penderita bisa mengalami gangguan pendengaran, sakit gigi, nyeri pencernaan hingga pendarahan pada telinga. 

Dehidrasi

Udara yang lembab di atas ketinggian membuat tubuh kita mengalami dehidrasi. Kelembaban di dalam kabin pesawat relatif kurang dari 20%. Kelembaban ini lebih rendah dari yang dibutuhkan tubuh yaitu lebih dari 39%. Gejala dehidrasi yang sering dialami oleh penumpang antara lain adalah kulit kering, sembelit, sakit kepala, mata kering dan gatal. Dalam kasus yang parah juga bisa menyebabkan korban pingsan. Selain dehidrasi kelembaban udara yang kurang juga menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap infeksi saluran pernafasan.

Sumber : utiket.com

No comments:

Post a Comment